KERAPATAN TANAM DAN CARA TANAM
3.0. UMUM
Memilih dengan tepat tentang Kerapatan Tanam atau Stand per Hectare (SPH) adalah sebuah keputusan penting yang akan memberikan dampak jangka panjang, terutama yang berkaitan dengan produktifitas. Kebijakan tentang Kerapatan Tanam ini berada pada Pimpinan.
3.1. KERAPATAN TANAM YANG DIREKOMEDASI
A. Lahan Datar hingga Bergelombang
TERRAIN/JENIS TANAH SPH
a) Coastal Clay dan Alluvium 136
b) Coastal Clay 148
c) Podsolic 148
d) Podsolic ada problem Ganoderma 160
d) Marginal inland dan Peat Soil 148 – 160
e) Marginal inland dan Peat Soil (Ganoderma) 160
B. Lahan Berbukit 148 - 160
C. Gambut 148
3.2. POLA TANAM
3.2.1 Lahan Datar hingga Bergelombang
Pola Tanam harus berbentuk Segi Tiga Sama Sisi (gambar 3.1) dan hubungan antara jarak tanam dengan Kerapatan Tanam yang berbeda seperti pada tabel 3.1
a = Jarak Tanam
h = Tinggi Segitiga sama sisi
O= Titik Tanam
Gambar 3.1. Pola Tanam Mata lima
Tabel 3.1. Hubungan antara Kerapatan Tanam dengan Jarak Tanam
SPH
|
JARAK TANAM (a)
|
JARAK VERTIKAL (h)
|
136
|
9,0
|
7,8
|
148
|
8,8
|
7,6
|
155
|
8,6
|
7,5
|
160
|
8,5
|
7,4
|
165
|
8,3
|
7,1
|
3.2.1 Lahan Berbukit dan Teras
Posisi Titik Tanam pada lahan BERTERAS dapat dilihat pada gambar 3.2 dan hubungan antara Jarak Tanam dengan Kerapatan Tanaman ditunjukkan pada Tabel 3.2.
O = Titik Tanam
a1 = Jarak Tanam di Teras
h1 = Jarak antar Teras
Gambar 3.2. Penanaman di Teras
Tabel 3.2. Hubungan Antara Kerapatan Tanam dengan Jarak Tanam di Teras
SPH
|
JARAK TANAM
di TERAS (a.1)
|
JARAK
ANTAR TERAS (h.1)
|
148
| ||
155
|
8,2
|
7,9
|
160
|
7,9
| |
165
|
7,7
| |
148
| ||
155
|
7,0
|
9,2
|
160
|
6,8
| |
165
|
6,6
|
Tanaman Kelapa Sawit harus ditanam pada jarak 1.2 m dari bibir Teras. Agar persaingan Sinar Matahari tidak terjadi, maka pengaturan tanam dapat dilihat pada Gambar 3.3 berikut ini.
Gambar 3.3. Titik Tanam pada Teras
3.1. CARA TANAM
3.3.1 Melubang
i) Lubang Tanam dapat dibuat baik secara manual maupun mekanis dengan Post Hole Digger (60 cm Auger). Bila mungkin lakukan Melubang dengan alat ini karena sangat praktis
ii) Dalamnya lubang harus digali hingga 50 cm, atau lebih dalam dari tinggi tanah rata-rata dalam polybag, agar perakaran bagaian bawah dapat mudah penetrasi
iii) Pada Tanah Liat yang berat atau tanah berpasir, lubang harus dibuat agak besar, yakni 45 cm x 45 cm x 50 cm dan dilakukan secara manual (dipacul)
3.3.2 Persiapan di Nursery
i) Putar polybag hingga akar bibit terlepas dari tanah dasar dan biarkan satu minggu di pembibitan dengan melalukan penyiraman rutin .
ii) Penyiraman bibit harus terus dilakukan sebelum diangkut dari Nursery
iii) Bibit Tua yang umurnya diatas 16 bulan, harus dilakukan pemangkasan pelepah untuk meminimalkan penguapan dan kerusakan karena angin dalam perjalanan ke lapangan. Jangan sampai di pruning secara berlebihan, lihat Gambar 3.4 halaman 26.
iv) Sebaiknya , pelepah diikat menjadi satu sebelum diangkut
3.3.3 Tanam di Lapangan
i) Program tanam sebaiknya disesuaikan dengan awal jatuhnya musim penghujan
ii) Ke-hati hatian perlu ditingkatkan selama proses pengangkutan bibit dari Nursery ke Lapangan
iii) Pelaksanaan Tanam tidak boleh sama sekali tertunda dengan alasan apapun. Tanam harus segera dilakukan pada hari yang sama dengan pengangkutan bibit ke lapangan.
iv) Membuka polybag harus hati-hati tanpa membuyarkan tanah. Pemberian Rock Phosphate sebanyak 500 g di lubang tanam dapat dilakukan dan penutupan lubang dengan tanah harus padat, namun tidak terlalu dipaksakan kepadatanya. Polybag bekas dilarang di bawa pergi dan harus diletakkan di tepi titik tanam untuk pengecekan.
v) Segera setelah tanam, semua baris tanam harus diluruskan kembali bila ada yang melenceng.
3.3.4. Penyisipan
Tanaman yang abnormal, mati dan dirusak oleh hama harus segera diganti dengan bibit baru, paling lambat satu tahun sejak tanam
3.3.5. Guludan
Di area redahan, untuk menghindarkan tanaman terendam air, maka guludan tanaman harus dibuat dengan lebar minimum 3,6 m
Tidak ada komentar:
Posting Komentar